Namaku Mei Ling, aku adalah seorang mahasiswi semester akhir di salah
satu perguruan tinggi terkemuka yang berada di daerah Jakarta Pusat yang
pada masa-masa awal demokrasi terkenal sebagai pusat demonstrasi dan
berbagai tragedi politik. Namun sebaiknya lupakan saja masalah itu,
selain karena aku tidak pernah ikut kegiatan tersebut, aku juga lebih
tertarik dengan urusan kuliah dan cowo ketimbang masalah politik.
Secara fisik aku adalah gadis yang menarik dengan tinggi tubuh sekitar
175 cm, langsing dan seksi (karena rajin ikut senam dan fitness),
berwajah lonjong dan berparas melankolis, berambut hitam legam panjang
lurus sebahu (ciri khas wanita chinese) serta berkulit putih mulus tanpa
cacat sedikit pun dengan puting payudara berwarna merah jambu dan bulu
kemaluan tipis agak jarang. Kejadian ini bermula ketika aku baru saja
usai pulang dari ruang baca skripsi (tempat kumpulan skripsi alumni)
perpustakaan setelah selesai menyusun beberapa bab skripsi yang harus
kuperbaiki tatkala siang tadi usai menghadap dosen pembimbing skripsiku.
Saat itu keadaan sudah gelap (pukul 19.00) dan kantin pun sudah tutup,
praktis tidak ada lagi mahasiswa yang nongkrong di kantin dan kalaupun
ada hanya sebagian kecil saja sehingga aku pun memutuskan untuk langsung
menuju ke lapangan parkir khusus mahasiswa yang berada disamping
kampus.
Tempat parkir sudah agak sepi, hanya tersisa beberapa mobil saja milik
mahasiswa S2 ataupun S1 yang kebetulan masih ada jadwal kuliah malam.
Kebetulan mobilku tadi siang mendapat tempat parkir agak jauh ke sudut
lapangan parkir. Lapangan parkir itu sendiri sebenarnya adalah tanah
kosong yang ditimbun oleh batu dan pasir serta dikelilingi oleh pagar
seng yang tertutup rapat sehingga tidak dapat dilihat oleh orang dari
luar. Mobilku adalah Suzuki Escudo berwarna gelap keluaran terakhir yang
kebetulan sempat dibeli oleh Papaku sebelum krismon berawal. Di jajaran
mobil yang parkir terlihat hanya ada tinggal 3 mobil lagi yakni satu
Toyota kijang berwarna biru gelap dan satu Panther long chassis berwarna
hijau gelap serta sebuah Feroza berwarna hitam dimana posisi ketiganya
adalah tepat mengelilingi mobilku. Feroza ada tepat dipojok lapangan
parkir yang berarti berada tepat di sebelah kiri mobilku, sedangkan
Kijang ada di sebelah kanan dan Panther tersebut ada di depan mobilku
dengan posisi parkir paralel sehingga menghalangi mobilku keluar. Aku
terus terang agak kesal karena selain sudah lelah dan banyak masalah
sehubungan dengan skripsiku, eh..., ternyata malam-malam begini masih
harus mendorong mobil lagi.
Aku berjalan sedikit setelah sebelumnya meletakkan tas dan buku serta
diktat beserta bahan skripsi di mobil, aku melihat-lihat kalau-kalau
masih ada tukang parkir atau satpam di gerbang masuk parkiran yang tidak
seberapa jauh. Sebab gerbang keluar parkiran sangat jauh letaknya dari
posisi mobilku. Ternyata gerbang masuk telah tertutup dan dirantai
sehingga untuk mencari orang aku harus menuju ke gerbang keluar. Karena
agak malas jalan aku pun terpaksa kembali ke mobil dan berinisiatif
mendorong Panther tersebut sendirian. Dengan agak bingung aku letakkan
telapak tangan kiriku di belakang mobil tersebut sementara tangan kanan
di sisi kanan mobil. Ternyata Panther tersebut tidak bergerak sama
sekali. Aku curiga jangan-jangan pemiliknya telah memasang rem tangan
sebelumnya. Karena itu aku berniat mengempiskan ban mobil sialan itu.
Saat sedang asyik berjongkok dan mencari posisi pentil ban belakang
sebelah kanan Panther tersebut, mendadak aku merasakan kehadiran orang
di dekatku, tatkala aku menoleh ternyata orang tersebut adalah Lexy
teman sekampusku yang sebelumnya sudah lulus namun pernah satu kelas
denganku di MKDU.
Lexy adalah seorang pria kelahiran Sumatera berbadan hitam tinggi besar
(185 cm / 90 kg), dengan perut buncit, berwajah jelek (mukanya terus
terang hancur banget penuh parut karena bekas jerawat) dengan gigi agak
tonggos dan kepala peyang serta bermata jereng keluar. Tak heran kalau
banyak gadis-gadis sering menjadikannya bahan olok-olokan dalam canda
mereka karena keburukan wajahnya namun tanpa sepengetahuannya, sebab
selain wajah Lexy sangat sangar, dia juga dikenal berkawan dengan banyak
pentolan kampus dan juga kabarnya memiliki ilmu hitam. Namun dia juga
dikenal sangat pede, dan itulah yang menjadikannya olok-olokan bagi para
gadis karena dia tidak pernah malu-malu menatap wanita cantik yang
disukainya dengan berlama-lama.
Terus terang jantungku agak berdegup karena perasaanku merasa tidak
enak, terutama karena aku mengetahui bahwa Lexy selama ini sering
menatapku berlama-lama dan caranya menatapku terasa sangat menelanjangi,
seolah-olah ingin memperkosaku. Namun aku berusaha bersikap tenang agar
tidak menimbulkan akibat buruk karena menurut teman-teman, jika kita
terlihat tenang maka lawan kita cenderung ragu untuk berniat jahat.
Namun ternyata Lexy tidak berbuat apa-apa dan hanya berkata, "Ada yang
bisa saya bantu, Ling?", "Ehh..., nggg..., anu..., ini mobil sialan
diparkir begini, mana susah lagi dorongnya", sahutku agak canggung.
"Mari saya bantu, kamu pegang samping kanan ini yach", ujar Lexy memberi
aba-aba agar aku berada dibelakang samping kanan Panther sialan itu.
Tatkala aku sedang dalam posisi siap mendorong dari arah kiri,
kutengokkan kepala ke arah kiri, ternyata Lexy tidak berada pada posisi
belakang mobil itu melainkan berada tepat di belakangku dan tangannya
dengan cepat telah berada di atas tanganku dan jemarinya telah meremas
jemariku dengan lembut, mesra namun kuat. "Ehhhh ... apa-apaan nih
Lex?", ujarku panik. Namun Lexy dengan tenang dan lembut malah
menghembuskan nafasnya di balik telingaku dan membisikkan sesuatu yang
tidak jelas (mungkin sejenis mantera) lalu menambahkan "Aku mencintaimu
Mei Ling", ujarnya lembut. Mendadak aku merasa lemas, namun aku masih
sempat berucap "Lepaskan aku Lex, kamu ini udah gila kali?", ujarku
lemah. Tapi aku semakin tak berdaya melawan hembusan lembut di belakang
telingaku dan kecupan mesranya di belakang leherku tepatnya di bulu-bulu
halus tengkukku. Nampaknya Lexy menggunakan sejenis pelet tingkat
tinggi yang mampu membuatku tak berdaya dan hanya bisa pasrah menikmati
tiap cumbuannya.
Makin lama cumbuan Lexy semakin hebat dan herannya aku yang biasanya
sangat jijik kepadanya seperti terbangkitkan gairah birahiku, apalagi
Lexy tidak hanya mencium pundak, tengkuk dan telingaku saja, namun
tangannya juga telah mulai bermain mengusap-usap daerah terlarang
milikku. Yah, tangan kiri Lexy telah mengeluarkan kemejaku dari balik
celana jeans yang kukenakan dan masuk ke balik celanaku hingga menembus
celana dalamku dan mengusap-usap dengan lembut bukit kemaluanku. Aku
hanya bisa mendesah lemah dan mulai merasakan rangsangan yang demikian
kuat. Mendadak Lexy menarik dan membimbingku ke arah mobilku dan
tangannya menarik pintu belakang sebelah kanan mobilku yang memang tidak
sempat kukunci. Lantas ia merebahkanku di jok tengah Escudo milikku dan
merebahkan sandarannya. Kemudian ia mendorong tubuhku ke dalam dan
menekuk kakiku hingga posisi kakiku terlipat ke atas sehingga dengan
mudahnya kemaluanku terkuak dan pahaku miring ke samping. Lantas dengan
segera Lexy menutup pintu dan mengambil kunci mobilku serta menguncinya
dari dalam melalui central lock di pintu depan.
Aku semakin tidak berdaya dengan usapannya di kemaluanku apalagi dia
telah membuka kancing, gesper dan ritsluiting celana jeansku dan
tangannya telah menarik turun celana dalamku. Kemudian Lexy menarik
dengan cepat celana jeansku lalu kemudian menarik lagi celana dalamku
hingga terlepas semuanya. Aku selama itu hanya bisa pasrah lemas tidak
tahu mengapa, mungkin akibat mantera miliknya yang begitu dahsyat.
Mungkin juga karena diriku telah dilanda birahi yang sangat hebat karena
terus terang, aku memang begitu mudah terangsang sehingga itu pula yang
menyebabkan aku telah kehilangan keperawanan di tangan mantan kekasihku
di awal masuk kuliah dulu. Namun di luar itu semua yang kurasakan
adalah kenikmatan yang teramat sangat karena selanjutnya bukan lagi
jemari Lexy yang bermain pada permukaan kemaluan dan klitoris serta pada
daerah G-Spot milikku, namun kini justru giliran lidahnya bermain-main
di sana dengan kemahiran yang sangat luar biasa jauh daripada yang mampu
dilakukan oleh mantan kekasihku. Sehingga tanpa kusadari, aku justru
mencengkeram kepala Lexy dan menekannya ke arah kemaluanku agar
rangsangan yang kuterima semakin kuat.
Namun rupanya Lexy bukan sembarang pria jantan biasa, tampaknya ia
begitu mahir atau justru tengah dikuasai oleh hawa nafsu iblis
percabulan (kudengar orang-orang pemilik ilmu hitam, hawa nafsunya
adalah murni hawa nafsu iblis) sehingga ia bukan saja memainkan lidahnya
ke sekitar klitoris dan daerah G-Spot milikku, namun juga mulutnya
mampu menghisap dan lidahnya memilin-milin klitorisku sehingga tanpa
kusadari aku semakin diamuk birahi dan memajukan kemaluanku sampai
menempel ketat di wajahnya. Dan sungguh mengejutkan, tiba-tiba desakan
kenikmatan melanda seluruh diriku, membuat badanku terlonjak-lonjak
akibat perasaan nikmat yang dahsyat yang melingkupi diriku, perasaanku
seakan melayang-layang dan denyutan-denyutan nikmat terasa pada bagian
dalam kemaluanku. Aku mengalami orgasme untuk pertama kalinya hanya
dengan oral sex dari seorang pria, padahal mantan kekasihku hanya mampu
membuatku orgasme setelah mengkombinasikan oral sex dengan persetubuhan
dan itu memakan waktu yang cukup lama. Tubuhku terus mengejan dengan
kuat dan kurasakan vaginaku sangat basah dan aku serasa melayang
diawang-awang dengan pahaku yang membekap erat wajah dan kepala Lexy.
Beberapa saat kemudian kurasakan tangan Lexy membelai lembut pahaku dan
membukanya dengan lembut namun kuat (sebenarnya sejak aku mengalami
orgasme akibat dioral oleh Lexy, aku sudah menganggap lembut segala
perlakuannya mungkin karena sudah pasrah dan dibuat puas kali). Dan aku
hanya bisa menatapnya dengan sayu yg sungguh kali ini bukan tatapan sayu
bohong-bohongan seperti yg dilakukan teman-temanku kalau lagi berusaha
memikat cowo idamannya namun aku menatap demikian akibat pengaruh
orgasme dan rasa lemas namun nikmat yang masih terasa melanda sekujur
tubuhku. Saat itu kuperhatikan bahwa Lexy pun mulai membuka kemeja
lengan pendeknya dan tanpa kusadari akupun ikut melucuti kaos singlet
miliknya serta membantunya membukakan ritsluiting celananya yang dengan
sigap diikuti oleh gerakan cepat dari tangan Lexy yang langsung
menurunkan celana luar beserta celana dalamnya.
Aku terus terang sungguh sangat terkejut melihat "senjata kejantanan"
milik Lexy yang sangat besar dan panjang berwarna coklat agak gelap
dengan diameter yang terus terang akupun agak ngeri untuk memegangnya.
Terus terang aku sempat berfikir kemaluanku bakal terasa sakit
seandainya dia benar-benar menyetubuhiku, namun ternyata itu semua
hanyalah khayalanku belaka, karena Lexy tidak langsung menghunjamkan
"rudal"-nya itu ke dalam kemaluanku namun layaknya seorang gentleman ia
mengusap-usap dulu kemaluanku yang sudah basah itu dengan ujung
kemaluannya hingga aku kegelian dan terangsang kembali dan dengan
dibantu oleh jari-jari Lexy yang juga bermain didaerah G-Spot-ku serta
diclitorisku akupun dibuat semakin becek dan siap untuk dimasuki. Dan
ketika aku mulai semakin mendeash-desah, Lexy pun dengan sigap memasukan
batangannya ke dalam lubang kemaluanku namun tidak semuanya hanya
sebagian ujungnya saja (bagian apa ya namanya, palkon kali ya?) Setelah
itu karena dilihatnya aku agak sedikit meringis (terus terang saat itu
agak terasa sedikit sakit selain karena aku sudah lama tidak bersenggama
sejak putus dari mantanku, juga karena ukuran Lexy yang agak besar)
Lexy diam sejenak, setelah dilihatnya ekspresi wajahku sudah normal
kembali, ia pun mulai bergoyang memaju-mundurkan senjatanya namun dengan
sedikit demi sedikit, jadi tidak langsung amblas main tancap seperti
yang dilakukan oleh mantan kekasihku.
Aku pun mulai merasakan sedikit nyaman dengan ukuran "senjata" Lexy dan
perlahan-lahan kembali terangsang dan dapat menikmatinya. Namun harus
kuakui Lexy ternyata benar-benar seorang pria yang sangat gentle dan
juga jantan, ia tidak saja begitu lembut "memerkosa" diriku namun juga
sangat memperhatikan kenyamanan dan kepuasanku, bagaimana tidak, jika
dibandingkan dengan mantan pacarku yang pernah tidur denganku, Lexy
seperti-nya sungguh mengerti keinginanku. Ia tidak saja perlahan-lahan
dan dengan penuh kelembutan "memerkosa" diriku namun juga aktif membantu
merangsang diriku hingga aku benar-benar sangat terangsang sehingga
walaupun ukuran kejantanannya menurutku sangat menyeramkan, namun aku
tidak merasa sakit dan dapat menikmatinya.
Seiring semakin terangsangnya diriku, Lexy pun perlahan-lahan mulai
semakin dalam menancapkan kemaluannya. Akupun semakin lama semakin horny
dan semakin tidak kuat lagi menahan desakan kenikmatan yang makin
memuncak dan semakin tidak tertahankan itu. Hingga akhirnya merasa
menyentuh awang-awang dan merasakan kenikmatan yang sungguh tidak pernah
kualami sebelumnya dengan para kekasihku, tanpa sadar aku melenguh
keras "Ooooahh..., Lexyyyyy..", dan akupun meremas kuat belakang
kepalanya dan menjepit erat pinggangnya dengan kedua paha dan kaki
sekuat-kuatnya dan juga mengangkat pinggulku hingga kemaluanku berhimpit
kuat dengan kemaluannya dan yang masih kuingat adalah saat itu diriku
terasa basah dan nikmat sekali. Basah baik pada lubang kemaluanku maupun
sekujur tubuhku yang penuh oleh peluh keringatku maupun keringat dan
cairan liur Lexy (ia sangat aktif menjilati sekujur tubuhku baik leher
hingga ke payudaraku). Dan selanjutnya akupun terbaring lemas tak
berdaya, namun Lexy tidak meneruskan perbuatannya walaupun ia belum
mencapai orgasme, tapi justru beristirahat sambil menunggu diriku siap
kembali sungguh ia laki-laki yang tahu diri tidak egois seperti
pria-pria lainnya walaupun sebagai orang yang sedang memperkosaku ia
sebenarnya punya "hak" berbuat sesukanya tapi ternyata bisa dibilang ia
adalah "pemerkosa yang baik hati" yang pernah singgah dalam hidupku.
Setelah beristirahat sejenak dan melihat kondisiku yang sudah agak
pulih, Lexy mulai meneruskan aksinya yang tertunda tadi. Pada babak
berikut ini, gaya permainannya diubah, sekarang ia melakukan serangan
dengan tehnik "Total Foot Ball. Gaya serangannya menggebu-gebu dan
tekanan-tekanan penisnya benar-benar mengarah pada sasaran-sasaran
strategis pada liang kemaluanku. Setiap kali Lexy menancapkan penisnya
yang besar itu kedalam lubang kemaluanku, maka tekanan penisnya menarik
seluruh bibir kemaluanku melesak kedalam, sehingga klitorisku pun ikut
tertekan masuk dan tergesek-gesek dengan batang penisnya yang dilingkari
oleh urat-urat menonjol. Hal ini membuatku menggelinjang-gelinjang
nikmat, "Aaagghhh..., aaddduuhh..., Leexxx..., peeelllannn-peellannn...,
doongg...!", akan tetapi kali ini Lexy tidak mengurangi
serangan-serangannya, tempo permainannya malah ditingkatkan, semakin aku
menggeliat-geliat, semakin menggebu-gebu Lexy memompakan kemaluannya ke
dalam liang vaginaku.
Kali ini aku benar-benar dipermainkan habis-habisan oleh Lexy. Perasaan
nikmat dan rasa geli telah merambat dari daerah bagian bawah badan
keseluruh tubuhku, sehingga perasaanku serasa melayang-layang bagaikan
layang-layang yang putus talinya, terbang melayang dipermainkan angin.
Perasaan nikmat dan geli akhirnya tidak tertahan lagi dan,
"...Leeeeexxxxx..., aakkkuuu..., aakkkaaann meeelleedaakkkk...,
aaauuuggghhh..., ooohhhh....!!", dengan suatu desahan panjang disertai
kedua pahaku mengejang dengan keras menjepit melingkari pantat Lexy, aku
mencapai orgasme yang hebat dan pada saat bersamaan Lexy juga mencapai
klimaksnya dan dengan pelukan yang sangat erat pada badanku, Lexy
mendorong pantatnya kuat-kuat, menekan pinggulku rapat-rapat, sehingga
kemaluannya amblas keseluruhan ke dalam liang vaginaku, sambil
meyemprotkan cairan kental hangat ke dalamnya. Semprotan demi semprotan
kuat dari cairan hangat kental tersebut terasa memenuhi seluruh
rongga-rongga di dalam relung vaginaku, menimbulkan perasaan sensasi
yang datang bertubi-tubi melanda diriku, benar-benar suatu kenikmatan
sempurna yang tidak dapat digambarkan dengan kata-kata.
Kami berdua berpelukan erat-erat selama beberapa detik, sambil
menghayati denyutan-denyutan pada kemaluan kami masing-masing. Setelah
melewati puncak kenikmatan tersebut, maka kami terkapar dalam keadaan
lemas sambil tetap berpelukan dengan erat. Dengan perlahan-lahan suatu
kesadaran mulai merambati pikiranku, seperti awan yang ditiup angin, aku
mulai menyadari apa yang sedang terjadi pada diriku. Kesadaranku mulai
pulih secara perlahan-lahan dan menyadari bahwa aku baru saja melakukan
persetubuhan yang seru dengan Lexy, orang yang selama ini aku anggap
sebagai preman di kampus yang tidak pantas diajak sebagai seorang teman.
Sambil masih telentang di atas jok mobil aku mencoba menganalisis mulai
dari kejadian yang pertama, dan segera menyadari bahwa aku telah
dikerjai Lexy dengan ilmu hitamnya. Menyadari itu, aku mencoba
memberontak dan mendorong Lexy dari atas tubuhku, akan tetapi Lexy
justru semakin kuat mendekapku, Lexy terus membujuk dan mengelus-elus
seluruh tubuhku, sehingga tak berselang lama kemudian aku terlena lagi
dan babak kedua "pemerkosaan" itu terjadi lagi, bahkan lebih seru dan
lebih mengasyikan daripada sebelumnya. Aku benar-benar tidak peduli
lagi, apakah ini disebabkan oleh ilmu hitam Lexy atau apapun, akan
tetapi yang jelas ini suatu persetubuhan yang sangat mengasyikkan.
Karena itu kulayani permainan Lexy kali ini bahkan dengan tidak kalah
serunya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
Agen SBOBET - Agen JUDI - Agen Judi Online - Agen Bola - Agen WINENLOSE88
Agen Judi Online
Daftar Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Lawan Juve Nocerino Dukung Milan Dengan
Eks Inter Milan Vs Juve 2-2
Tiket Milan Vs Juventus Sold Out
Kapal Yang Ditenggelamkan Susi
Debby Tewas Ditikam Saat Pergoki Maling
Posting Komentar